Belajar Bahasa Korea

0
  • on Thursday, November 13, 2008
  • Ternyata menguasai bahasa Korea tidak sesulit yang dibayangkan, Ga Percaya??

    Bagi kamu semua yang berminat untuk belajar bahasa korea dengan bantuan software dapat menghubungi alamat email saya : devi_sheva@yahoo.com

    Berikut ini fitur-fitur yang ada di software tersebut :

    1. Fasilitas baca, tulis, dengar tulisan "Hangul" (bahasa korea)

    2. Interactive desain pembelajaran membuat kamu bisa

    3. Ada fasilitas Update Bahasa.

    4. Ada Kamus Bahasa Korea.

    Kenapa kamu harus belajar bahasa Korea, ada berbagai alasan :

    1. Untuk mencari pekerjaan di Perusahaan Korea. Seperti Samsung, LG, Hyundai dan lainnya. Kemampuan menguasai bahasa mereka akan menjadi nilai tambah buat kamu.

    2. Untuk memenuhi hobi.

    3. Melengkapi Curricullum Vitae biar lebih bagus.

    4. Ingin liburan ke Korea.

    5. Mungkin ingin bisa mendapat jodoh dari orang korea :P

    Promo ini JUJUR, Silahkan buktikan.

    10 Film Adaptasi Terbaik

    0
  • on Tuesday, November 11, 2008
  • 1. Ayat-ayat Cinta (Hanung Bramantyo) 2008

    Novel Ayat-ayat Cinta (Habiburrachman El Shierazy)

    Lepas dari segala kontroversi yang menyertainya, film ini sukses secara komersial. Entah kapan rekor film yang mencetak nyaris 4 juta penonton ini bisa terlewati lagi. Sukses lain yang menyertainya adalah hadirnya ceruk pasar yang sama sekali baru, pasar yang selama ini tak pernah disentuh oleh produser. Novel karya kang Abiek ini an-sich memang sebuah modal yang ampuh untuk diadaptasi ke layar lebar lantaran laris manis bak kacang goreng. Dan produser MD Pictures yang beruntung meminang karyanya untuk dibuatkan sebagai produk layar lebar. Dan hasilnya? Bisa dibayangkan sendiri terhadap sang empu: Hanung Bramantyo.

    2. Gie (Riri Riza) 2005

    Buku Catatan Harian Seorang Demonstran (Soe Hok Gie)

    Sebuah adaptasi lepas lantaran Riri Riza masih harus riset di sana-sini untuk membuat skenario idealnya. Film ini sempat tercatat sebagai film termahal yang pernah dibuat di tanah air. Maklumlah, rumah produksi Miles Films memang tak mau tanggung-tanggung mencarikan ongkos produksi di atas Rp 7 milyar, konon membengkak hingga dua kali lipat, untuk mewujudkan film biopik ini. Menjadi menarik lantaran mengusung gagasan besar di dalamnya. Isu korupsi yang dituturkannya tetap marak hingga kini. Uniknya, aktor Nicholas Saputra konon tak mirip dengan Gie, namun aktingnya dianggap cukup untuk memperoleh Piala Citra lewat kategori aktor utama.

    3. Eiffel...I’m in Love (Nasry Cheppy) 2003

    Novel Eiffel...I’m in Love (Rachmania Arunita)

    Era tahun 2000-an novel renyah teen-lit dan chick-lit melanda dunia sastra. Tak pelak ini ide yang bernas untuk produksi film. Pun yang terjadi di sini. Novel iseng-iseng karya Rachmania Arunita diangkat ke layar lebar dan sukses besar hingga dibikin versi revisi atau extended. Sukses ini mengilhami produser lainnya untuk mengadaptasi novel sejenis diangkat ke layar lebar. Namun tak ada yang mampu menyamai sukses yang diraih duet Samuel Rizal-Shandy Aulia. Tak hanya sampai di sana, rumah produksi film ini kemudian juga membuat film-film lain dengan resep yang nyaris sejenis: sepasang remaja dilanda cinta dan berlanjut dengan jalan-jalan ke luar negeri.

    4. Arini (Masih Ada Kereta yang Akan Lewat) (Sophan Sophiaan)1987

    Novel Arini, Masih Ada Kereta yang Akan Lewat (Mira W)

    Sebuah melodrama yang sukses di ajang festival, terbukti sebuah Piala Citra berhasil disabet Pemeran Utama Wanita Widyawati serta beberapa unggulan untuk kategori lainnya. Kemudian sukses pula di pasar, terlaris IV di Jakarta hingga memperoleh Piala Antemas, FFI 1988. Kendati sumber ceritanya berasal dari karya penulis perempuan yang kental berbicara soal cinta, sutradara Sophan Sophiaan dengan jeli mampu menangkap film sebagai medium suara hatinya. Namun kali ini dengan cara lebih halus.

    5. Lupus (Tangkaplah Daku Kau Kujitak) (Achiel Nasrun) 1987

    Novel Lupus (Hilman Hariwijaya)

    Awalnya adalah kisah bersambung di majalah Hai. Sebuah representasi sosok remaja era 80-an dengan gaya ngocol dan style rambut a la John Taylor, personil Duran Duran. Konon, Lupus sendiri merupakan personifikasi dari sang penulis, Hilman Hariwijaya. Lantaran sukses, sekuelnya segera menyusul. Pun dengan epigonnya yang coba-coba muncul. Almarhum Ryan Hidayat, sang pemeran Lupus tak pelak segera menjadi idola baru di zamannya.

    6. Jaka Sembung Sang Penakluk (Sisworo Gautama Putra) 1981

    Novel grafis Jaka Sembung

    Banyak novel grafis lokal yang diadaptasi ke layar lebar. Namun nama Jaka Sembung yang paling melekat kuat bahkan hingga generasi masa kini. Buktinya, idiom Jaka Sembung Bawa Golok selalu disebut-sebut, padahal belum tentu mereka pernah membaca ceritanya ataupun menonton filmnya. Sebagai sebuah film, sosok Jaka Sembung patut digolongkan sebagai film cult, lantaran sungguh kaya dengan tipuan kamera. Setidaknya, ini merupakan salah satu film yang mengharumkan nama bangsa berkat teknologi yang diusungnya: kepala yang sudah putus bisa bersatu kembali dengan tubuh. Ini yang dinamakan ajian Rawerontek.

    7. Gita Cinta dari SMA (Arizal) 1979

    Novel Gita Cinta dari SMA (Eddy D Iskandar)

    Galih dan Ratna adalah sepasang nama yang abadi di benak remaja era 1970-an akhir. Ya, tokoh usia belasan ini adalah inspirasi cinta yang melegenda macam tembang yang pernah dilantunkan oleh almarhum Chrisye. Setelah meraih sukses di pasaran, segera dilanjutkan dengan sekuel Puspa Indah Taman Hati. Tokoh Galih adalah sosok remaja selengean rekaan Eddy D Iskandar yang lekat benar dengan sosok Rano Karno. Sejatinya masih banyak lagi karyanya yang juga diadaptasi ke layar lebar. Namun tidak pernah ada yang sesukses ini.

    8. Badai Pasti Berlalu (Teguh Karya) 1977

    Novel Badai Pasti Berlalu (Marga T)

    Sebuah kisah drama romantis yang laris manis. Lebih tepat lagi jika disebutkan sebagai balada yang tragis. Idiom yang dipakai judul film ini sungguh beken, saking ngetopnya sering dikutip sebagai bagian dari pidato pejabat pemerintah. Bukan hanya filmnya, album soundtracknya pun tetap abadi hingga saat ini. Bahkan ketika film ini diremake 20 tahun kemudian oleh sutradara Teddy Soeriaatmadja, album soundtracknya turut pula didaur ulang oleh komposer Andi Rianto dengan langgam yang beraneka. Sedangkan nama Marga T menjadi bagian dari gelombang penulis wanita yang karyanya kerap dipakai sebagai amunisi untuk diadaptasi ke layar lebar. Yang lainnya ada Titie Said, Ike Supomo atau Mira W.

    9. Cintaku di Kampus Biru (Ami Prijono) 1976

    Novel: Cintaku di Kampus Biru (Ashadi Siregar)

    Film drama percintaan dengan latar belakang kampus ini merupakan salah satu fim yang melambungkan nama Roy Martin, bintang muda film nan ganteng kala itu. Selain Roy, film ini juga dibintang oleh Rae Sita dan Yati Octavia.Film yang tidak terjebak pada streotipe film-film percintaan anak muda seperti pada sinetron-sinetron dewasa ini termasuk laris manis saat itu, terlaris ketiga pada 1976 dengan jumlah penonton 168.456 orang. Konon, menurut antropolog Karl G. Heider, Kampus Biru merupakan film Indonesia pertama dengan adegan ciuman di bibir secara penuh.

    10. Si Doel Anak Betawi (Sjuman Djaya) 1973

    Novel Si Doel Anak Betawi (Aman Datoek Madjoindo)

    Si Doel adalah sebuah merek dagang yang sungguh menancap di dalam benak, bahkan bertahun-tahun setelah dirilis. Sang pemeran, Rano Karno kemudian melanjutkannya dengan membuat versi televisi. Inipun masih mampu meraup sukses besar di pasaran hingga dilanjutkan dengan sekuel demi sekuel. Sukses aktor Rano Karno yang identik dengan sosok si Doel masih belum berhenti sampai di sana. Popularitas itu yang mengantarkannya pula untuk wara-wiri di singgasana politik. Bung Sjuman sebagai sutradara rupanya lebih berhasil menghidupkan karakter si Doel ketimbang sang penulis novel.


    disadur dari : www.21cinema.com

    Cara Nembak Cewek

  • on Monday, November 10, 2008
  • Jurus jitu nembak cewek dalam waktu 30 menit


    Nembak cewek itu seru. Tapi, juga banyak hambatannya.

    Salah-salah, gebetan bisa melayang. Tigapuluh menit udah lebih dari cukup.

    Nggak percaya?


    Nembak cewek tuh saat yang paling nyebelin sekaligus berkesan. Abis, kita kan nggak bisa nebak reaksinya bakal kayak gimana. Nerima atau nolak. Teriak kegirangan, senyum-senyum penuh makna, atau malah ngetawain. Wuah, pusiiing! Makanya pantes deh kalo beberapa dari kita jadi suka gentar pas mau nyatain cinta ke gebetan.

    Padahal sih sebenernya nervous tuh wajar lho. Namanya juga ngadepin momen bersejarah, siapa juga bakal deg-degan. Ngaku deh, elo-elo yang mengklaim diri gampang nyatain cinta juga tetap ngerasa nervous kan waktu berhadapan sama doi? Cuma aja nervous ini emang nggak boleh "dipelihara", entar malah mengacaukan acara.

    Biar nggak kelamaan trus malah jadi basi atau garing, dan elonya salting sendiri, kemakan sama deg-degan gara-gara nervous, prosesnya tembak menembak ini nggak boleh lebih dari setengah jam!

    Nggak boleh kurang juga. Soalnya, ehm, nggak bakalan berkesan juga dong ah!

    Nah, biar tambah paten, waktu yang setengah jam itu juga kudu dibagi-bagi lagi. Kalo perlu, malah menit per menit. Gimana pembagiannya?


    The first 5 minutes...

    Penampilan, jack! Dari ujung rambut sampe ujung kaki. Udah rapi belum, udah wangi belum? Ini penting, soalnya di mana-mana kesan pertama tuh didapet dari penampilan.

    Makanya jangan sampe tuh baju yang dipake nggak matching atau kumel dan lusuh. Doi bisa males ngeliat lo. Apalagi kalo ditambah aroma badan yang nggak sedap plus bau mulut, wuah...elo belum ngomong apa-apa gebetan udah ilfil duluan!

    Tapi nggak usah kerapian dan terlalu wangi juga sih. Sampe pake kemeja tangan panjang, dasi, sama jas segala, terus nyemprotin minyak wangi disekujur tubuh misalnya. Mau nembak, apa mau ngelamar kerjaan, mas?


    5 menit berikutnya...

    Perhatiin gerakan tubuh! Jangaaan...sampe elo melakukan gerakan-gerakan yang mengisyaratkan kalo elo lagi nervous. Kayak ngutak-ngatik zippo, ngetuk-ngetuk meja, ngegoyang-goyangin kaki, de el el. Entar ketauan kalo lo deg-degan. Tengsin, jack, bisa-bisa diketawain nanti!

    Tapi jangan juga bersikap sok pede. Duduk tegap kayak arca, ngebusungin dada, menatap sambil ngangkat dagu, de es be. Kesannya sengak banget tuh. Cowok aja bete ngeliat cowok begitu, apalagi cewek. Asal lo tau, cewek itu mendambakan cowok yang ramah dan hangat. Nah, kalo begitu ngeliat gerakan tubuh lo dia langsung narik kesimpulan elo nggak asik, gimana?


    10 menit ke depan...

    Elo mesti merhatiin obrolan. Lha ini, nggak gampang nih. Obrolan "pembuka" ini tujuannya bukan cuma mencairkan ketegangan, tapi juga kalo bisa mengakrabkan elo dan gebetan. Makanya dari mulai pemilihan topik sampe kata-kata harus diperhatiin bener.

    Bagusnya sih elo nyari bahan obrolan yang dimengerti sama elo berdua, biar nggak disconnect di tengah jalan. Lebih asik lagi kalo bahan obrolan lo itu bukan sesuatu yang berat-berat, yang full jokes aja lah. Biar bisa ketawa-ketawa dan bikin dia nyubit-nyubit gemes gitu...Auw!

    O iya jack, elo juga mesti jagain mulut lo supaya nggak kelepasan make kata-kata kotor atau katro, kayak yang biasa dipake pas ngobrol bareng anak-anak. Soalnya kalo lo kelepasan, wuah...bisa minus nanti nilai lo di depan dia.


    10 most crucial minutes...

    Ini dia momen bersejarah yang ditunggu-tunggu. Jack, ngelewatin sepuluh menit terakhir ini bikin jantung serasa mau copot. Pikiran juga pasti penuh sama hapalan kata-kata manis yang bakal jadi senjata buat menaklukkan dia. Biar rada ketolong, coba kita perinci lagi trik-triknya.

    1 menit pertama, atur nafas. Biar lebih tenang, jack.
    2 menit berikutnya, tatap matanya dalem-dalem (taela...sumur kali dalem!).
    3 menit selanjutnya, pegang tangannya dengan penuh perasaan. Usap-usap dan rasakan kelembutannya.
    5 menit kemudian, tembaaak! "I love you. Kamu mau nggak jadi pacarku?" Hehehe... To the point aja ngomongnya, nggak usah pake ngegombal segala. Bilang mata kamu indah lah, kamu cantik lah, huh, jurus kayak gini sih cupu berat! Lagian, kalo lo kebanyakan ngerayu, tembakan lo malah nggak ngegigit. Udah keburu basi!

    Oya. Selama persiapan sampe gongnya, yang paling penting buat diinget adalah:

    Yang nervous tuh bukan lo doang! Lo kan nggak tau kalo target lo itu juga kebat-kebit hatinya? Makanya, biar pembicaraan lebih bisa mengalir, anggap aja kalo doi tuh sama posisinya sama elo. Sama-sama deg-degan!

    Nah, kalo gongnya udah keluar, selanjutnya tinggal tunggu aja jawaban dari dia. Selama nunggu jangan berhenti berdoa, biar hatinya tergetar... Sip?



    TRIK NGELES KALO GEBETAN NOLAK!


    Kalo gebetan bilang: "Entar deh, gue pikir-pikir dulu."
    Elo bilang: "Boleh, tapi apa yang gue bilang tadi itu keluar dari perasaan lho..."

    Kalo gebetan bilang: "Mmm, kayaknya kita mendingan temenan aja deh."
    Elo bilang: "Yaaah...! Temen gue udah banyak... Sekarang gue butuh pacar!"

    Kalo gebetan gagap: "Gu... gu... gue... ee...."
    Elo bilang: "Sstt... Elo nggak usah ngomong apa-apa, gue udah tau kalo elo pasti mau bilang iya." (Kalo doi emang gagap beneran, mending buru-buru lo bawa ke dokter deh!)

    Kalo gebetan bilang: "Gue belum boleh pacaran sama ortu."
    Elo bilang: "Tenang! Gue nggak bakalan bilang sama ortu lo!"

    Kalo gebetan bilang: "Gue mau konsentrasi belajar, belum mau pacaran."
    Elo bilang: "Gue juga. Tapi gue pengen terus belajar sama elo...."

    Kalo gebetan bilang: "Gue udah punya cowok."
    Elo bilang: "Tapi elo masih punya lho kesempatan dapetin cowok yang lebih baik, contohnya gue." (Hmm.. Biar bisa dipake, tapi mending lo pikir-pikir dulu deh, ngegebet cewek orang!)

    Kalo gebetan diem aja.
    Elo bilang: "Diem berarti iya nih. Kalo gitu sekarang kita pacaran...hehehe

    My Second Blogs !!

    0
  • on Monday, April 7, 2008
  • waw...ini blog kedua aq..

    seneng deh,